Bangunan ini pertama di bangun tahun 1895 dan dinamakan Societeteit Concoradia.
Dan pada tahun 1926 bangunan ini direnovasi seluruhnya oleh Wolff Schoemacher, Aalbers dan Van Gallen,
Gedung Societeteit Concoradia dipergunakan sebagai tempat rekreasi dan sosialisasi oleh sekelompok masyarakat Belanda yang berdomisili di Kota Bandung dan sekitarnya, Mereka adalah para pegawai perkebunan, perwira, pembesar, pengusaha dan kalangan lain yang cukup kaya, pada hari libur, terutama malam hari, gedung ini dipenuhi oleh mereka untuk berdansa, menonton pertunjukan kesenian atau makan.
Gedung Merdeka 2015
Pada masa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 gedung ini digunakan sebagai markas pemuda Indonesia guna menghadapi tentara Jepang yang pada waktu itu engan menyrahkan kekuadaannya kepada Indonesia.
Setelah pemerintah Indonesia mulai terbentuk ( 1945 - 1950 ) yang ditandai adanya pemerintaha Hamite Bandung, Negara Pasundan, dan Recoba Jawa Bara, Gedung Concoradia dipergunakan lagi sebagai gedung pertemuan umum, disini bisa diselanggarakan pertunjukan kesenian, pesta, restoran dan pertemuan umum lainnya.
Sudut sebelah timur Concoradia
Dengan keputusan pemerintah Republik Indonesia (1954) yang menetapkan Kota Bandung sebagai tempat Konferensi Asia Afrika, maka Gedung Concoradia terpilih sebagai tempat Konferensi tersebut, Pada saat itu Gedung Concoradia adalah gedung tempat pertemuan yang paling megah di Kotan Bandung dan lokasinyapun sangat strategis di tengah-tengah Kota Bandung serta dekat dengan hotel terbaik yang ada di Kota Bandung yaitu Hotel Savoy Homann dan Hotel Preanger.
Dan mulai mulai awal tahun 1955 Gedung merdeka di renovasi lagi sebagai persiapa Konferensi,
Renovasi dipimpin oleh Ir. R. Srigati pelakdana renovasi, 1 Biro Kdatria, dibawah pimpinan R. Machdar Prawiradilaga, 2 PT. Alico, dibawah pimpinan M.J. Ali, 3 PT. AIA dibawah pimpinan R.M. Madyono.
Setelah terbentuk Konstituante Republik Indonesia sebagai hasil pemilihan umum tahun 1955 Gedung Merdeka dijadikan Gedung Konstituante.
Karena Konstituante dipandang gagal dalam melaksanakan tugas utamanya, yaitu menetapkan dasar negara dan undang-undang dasar negara, maka Konstituante itu dibubarkan oleh Dekrit Presiden tanggal 5 juli 1959, selanjutnya Gedung Merdeka dijadikan tempat kegiatan Badan Perancang Nasional dan kemudian menjadi Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat Semesta (MPRS) meskipun fungsi Gedung Merdeka berubah-rubah dari waktu ke waktu sejalan dengan perubaha yang dialami dalam perjuangan mempertahankan, menata, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia nama Gedung Merdeka tetap terpancang pada bagian muka Gedung Merdeka,
Ruangan di dalam Gedung Merdeka
selanjutnya